di Kutip Dari Tempo.co.id
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, yang juga
capres dari PDIP menunjukan jarinya yang telah dicelup tinta usai
memberi suaranya di TPS 27 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).
ANTARA/Fanny Octavianus
TEMPO.CO,
Jakarta:
Hasil sementara pemilihan legislatif, Rabu, 9 April 2014, yang
menempatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di urutan pertama
dengan meraih 19,3 persen suara, memastikan Joko Widodo (Jokowi) maju
untuk bertarung di pemilihan presiden Juli mendatang.
Lalu siapa
pendamping Jokowi? Jokowi mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan
usia, profesi, maupun dikotomi sipil-militer. "Yang penting bisa diajak
kerja sama, kerjanya cepat," kata Jokowi, Rabu, 9 April 2014.
Ahli
fengsui dan grafologi Indonesia, Ferry Wong, mencoba menganalisis
pasangan Jokowi dari partai lainnya. Sebelumnya, pada pemilihan gubernur
DKI Jakarta 2013, Ferry menganalisis pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok dan mengatakan keduanya saling mengisi dan
menguatkan. Berikut rincian analisis Ferry yang disampaikan kepada
wartawan
Tempo,
Rina Atmasari, 4-5 April 2014.
1. Jokowi-Jusuf Kalla Nama
Jusuf Kalla sering disebut sebagai pasangan ideal Jokowi. Karakter
tegas mantan Wakil Presiden tersebut dinilai mampu mengimbangi Jokowi
yang santun.
Dari analisis fengsui, Jusuf Kalla mencerminkan
pribadi yang selalu ingin dikelilingi banyak orang. Pribadi yang dapat
menjadi pemimpin yang banyak disorot.
Analisis yang sama dengan
Jokowi. Jokowi memiliki pribadi yang tidak bisa menyendiri. Jokowi
dinilai bisa memimpin dan selalu bersikap tidak memihak. (Baca:
Duet Jokowi-Jusuf Kalla Raih Elektabilitas Tertinggi)
"Jika
dipasangkan, pasangan ini akan mendatangkan kebaikan," kata Ferry.
Selain itu, pasangan ini dapat menciptakan kepemimpinan yang kuat karena
keduanya bisa mengalahkan kepentingan masing-masing. Pasangan ini lahir
dari unsur logam dan air yang sifatnya saling membantu. Saling mengisi
kekurangan masing-masing sehingga tercipta keseimbangan visi dan misi.
"Jokowi akan selalu bangkit menghadapi semua masalah jika mendapat
dukungan. Jusuf Kalla dapat memberikan dukungan itu." (Baca:
Capres, Duet Jokowi-JK Terpopuler di Dunia Maya)2. Jokowi-Aburizal Bakrie Ketua
Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) pernah menyatakan
keinginannya untuk menjadikan Jokowi sebagai calon wakil presiden yang
mendampinginya nanti.
Menurut Ferry, keduanya tidak pas dijadikan
pasangan. Duet Jokowi-Ical cenderung dapat menghasilkan energi yang
bersifat emosional. (Baca:
Ical Buka Peluang Berduet dengan Jokowi"Besar
kemungkinan, akan sering terjadi kesalahpahaman yang sulit dimengerti,"
kata Ferry. Pasangan ini juga sama-sama terlahir dengan unsur logam
yang memiliki sifat keras dan selalu berpegang pada pendirian
masing-masing. Jika berpasangan, keduanya akan meninggalkan banyak
persoalan yang tidak terselesaikan selama priodenya.
3. Jokowi-Prabowo Subianto Mantan
Komandan Jenderal Kopassus ini menunjukkan karakter militernya yang
tegas, berwibawa, dan keras. Karakternya berbeda jauh dengan karakter
Jokowi yang jauh dari karakter militer, meski ia juga tegas, pekerja
keras, lincah, dan cepat mengambil keputusan. Dari kacamata fengsui,
duet Jokowi-Prabowo cenderung dapat menghasilkan energi yang besar dan
bersifat emosional. "Akan terjadi tarik-ulur kepentingan politik," kata
Ferry. (Baca:
Prabowo: Saya Tak Cocok Jadi Wakil Presiden)
Jokowi
dan Prabowo sama-sama terlahir dari unsur logam. Logam bersifat keras
dan selalu teguh pada pendirian. Meski begitu, pasangan ini juga bisa
membawa kebaikan, kesenangan, kerukunan, dan keselamatan. Agar dapat
bekerja sama demi kemajuan Indonesia, menurut Ferry, keduanya harus
saling mengalah.
4. Jokowi-Hatta RajasaJokowi
dan Hatta merupakan pribadi yang sama-sama selalu ingin dikelilingi
banyak orang. Keduanya cenderung tidak bisa menyendiri. Dari kesamaan
tersebut, keduanya dinilai bisa bekerja sama dalam menjalankan
pemerintahan. Ferry menilai keduanya berpeluang untuk menghasilkan
kebaikan. Keduanya bisa saling mengalah untuk kepentingan negara. (Baca:
Hatta Disebut Cawapres Terkuat Partai Islam)Menurut
Ferry, duet Jokowi-Hatta sama analisanya dengan Jokowi-JK. Jokowi-Hatta
terlahir dari unsur logam dan air yang sifatnya saling membantu dan
saling mengisi. Jokowi yang memiliki sifat yang bangkit, cepat bertindak
menghadapi semua persoalan akan dapat dukungan dari Hatta yang penuh
dengan ketelitian dan berbagai pertimbangan. (Baca:
Lawan Jokowi, Pengamat: Prabowo Kepedean)5. Jokowi-Mahfud MdJokowi
dan Mahfud dinilai mampu menciptakan pemerintahan yang kuat dan serius.
Keduanya dinilai memiliki kecocokan untuk memimpin bangsa. Ferry
mengatakan kedua pasangan ini akan bisa saling mengisi dalam memimpin
Indonesia. "Keduanya cocok dan lebih bijak," kata Ferry. (Baca:
Kiai NU Pertimbangkan Duet Mahfud-Jokowi)Dari
kacamata fengsui, Jokowi mencerminkan pribadi yang tenang dan selalu
dikelilingi banyak orang. Sedangkan Mahfud Md,. digambarkan sebagai
pribadi yang mudah emosi dan tidak bisa diam. Sehingga Mahfud akan bisa
mengimbangi Jokowi. Namun, keduanya juga bisa saling melemahkan, melihat
keduanya terlahir dari unsur logam dan api yang dapat saling
mengalahkan sekaligus menguatkan. "Tergantung situasi dan kondisi
kepentingan politik." (Baca:
Tawarkan Cawapres, PDIP Ajak Mahfud Md Bergabung)
6. Jokowi-Dahlan Iskan Jokowi-Dahlan
merupakan sosok yang ambisius. Jika keduanya berpasangan dalam pemilu
2014, duet ini akan menciptakan pemerintahan yang semangat serta
ambisius dalam kepentingan. Jokowi-Dahlan cukup bagus jika dipasangkan.
"Akan dapat tercipta pemerintah yang kuat dan berambisi," kata Ferry.
Dari kacamata fengsui, Jokowi merupakan sosok yang bisa menjadi
pemimpin, wataknya yang santun membuatnya mampu diterima banyak orang.
(Baca:
Dahlan Menolak Bicarakan Strategi Kalahkan Jokowi)Ini
lalu menjadikan Jokowi sebagai pemimpin yang banyak mendapat banyak
disorot. Sedangkan Dahlan, mencerminkan pribadi yang mudah mengalah
untuk bangkit kembali. Dahlan Iskan dinilai sosok yang tidak memihak.
Meski begitu, duet ini masih perlu kerja keras untuk menyamakan
pendapat. Melihat keduanya sama-sama terlahir dari unsur logam yang
keras. (Baca:
Bursa Capres, Dahlan Tertarik Duet dengan Jokowi)
7. Jokowi-Surya Paloh Hubungan
baik antara PDIP dan Nasional Demokrat (NasDem) memunculkan asumsi
Jokowi dan Surya Paloh akan dipasangkan di tahun pemilu ini. Bagaimana
jika keduanya dipasangkan? Dari kacamata fengsui, duet Jokowi-Surya
Paloh memiliki peluang untuk menciptakan kepemimpinan yang kuat namun
akan banyak terjebak dengan kepentingan. (Baca:
Kata Surya Paloh, Ini Syarat NasDem Berkoalisi)"Kepentingan
politik keduanya sangat kuat, sehingga akan bisa terjadi tarik-menarik
apabila terlalu memaksakan kehendak," kata Ferry. Pasangan yang
sama-sama terlahir dengan unsur logam memiliki sifat yang keras, seperti
halnya logam yang cenderung keras dan teguh pendirian. Jika Jokowi
dinilai sebagai pemimpin yang banyak disorot, Surya dinilai sebagai
pemimpin yang pandai berbicara. (Baca:
Surya Paloh Sebut Karier Jokowi Sangat Progresif )
8. Jokowi-Gita WirjawanJokowi
yang terlahir dengan unsur logam, dinilai tidak akan sejalan dengan
Gita Wirjawan yang lahir dengan unsur kayu. Keduanya akan saling
melemahkan satu sama lain. (Baca:
Bersaing dengan Jokowi, Gita Wirjawan Tetap Optimis)Jika
Jokowi dipasangkan dengan Gita Wirjawan, keduanya akan menciptakan
kepemimpinan yang kaku. "Keduanya akan cenderung kaku dalam pemikiran
dan komunikasi, pandangan politik," kata Ferry. Kondisi pasangan ini
akan bergantung pada kondisi kepentingan politik. "Keduanya bisa saling
melemahkan sekaligus menguatkan."
[Hangat-News]