Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini 4 Kontroversinya

Written By admin on Selasa, 21 Januari 2020 | 15.59

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini 4 Kontroversinya

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok resmi menduduki kursi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada Senin, 25 November 2019 lalu.
Ahok pun sudah mulai bekerja. Pada 21 Desember 2019,
(TPPI) di Tuban, Jawa Timur.
Selain itu, Ahok pun kini memiliki dua jabatan di Pertamina berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina, Senin, 23 Desember 2019. Tak hanya Komisaris Utama, mantan Bupati Belitung itu kini juga menjadi Komisaris Independen.
Namun sebelum itu, penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sempat diwarnai pro dan kontra. Selama ini, ia memang dikenal sebagai tokoh kontroversial, mulai dari cara kerja hingga masalah privasinya.
. Selama menjabat sebagai orang nomor satu di DKI, dia tak sungkan 'menyemprot' anak buahnya yang berkinerja buruk.
Setelah ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komut Pertamina, statusnya yang merupakan kader PDIP pun dipertanyakan.
Kemudian, sejumlah pihak juga menolak kehadiran Ahok di BUMN. Berikut kontroversi akan sosok Ahok yang mencuat usai menjadi bos di perusahaan berpelat merah tersebut:
2 dari 6 halaman

Ditolak Serikat Pekerja Pertamina

Salah satu penolakan terhadap Ahok yang kini jadi bos BUMN pernah datang dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).
Bermula saat Serikat Pekerja Pertamina membentangkan sepanduk penolakan terhadapnya untuk mengisi jabatan di Pertamina. Adapun bunyi sepanduk tersebut ‎di antaranya:
"Milih Figur Tukang Gaduh, Bersiaplah Pertamina Segera Runtuh!"
"Pertamina Tetap Wajib Utuh, Tolak Siapapun Yang Suka Bikin Rusuh."
"Pertamina Bukan Sarang Koruptor, Bukan Juga Tempat Orang Tak Terpuji & Mulut Kotor."
"Pertamina Menjulang-Rakyat Senang Pemberang Datang-Kita Perang!!!"
"Berkali-Kali Ganti Direksi Kami Tak Peduli, Tapi Kedatangan Biang Kekacauan Jadi Musuh Kami!!!"
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar mengungkapkan, salah satu lokasi pemasangan sepanduk penolakan Ahok adalah kilang VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
"Ini (pemasangan sepanduk penolakan) di RU VI Balongan," ‎ujar Arie.
‎Menurut dia, penolakan yang dilakukan rekan-rekannya yang tergabung dalam FSPPB, karena Ahok yang memiliki cacat persyaratan materiil.
"Pak Ahok cacat persyaratan materiil.‎ Kader internal Pertamina juga banyak yang cakap‎," tandas Arie.‎
3 dari 6 halaman

Pernah Jadi Narapidana

Sebelumnya diketahui, Ahok pernah menjalani hukuman pidana atas kasus penistaan agama. Untuk itu, dia pun harus menjalani hukuman selama hampir 2 tahun di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Apakah rekam jejak tersebut mempengaruhi peluang penempatannya sebagai direksi BUMN?
Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus menyatakan, sebenarnya menjadi karyawan BUMN saja, seseorang harus bebas dan tidak pernah terkena tindak pidana.
"Jadi sebenarnya di BUMN ada peraturan, yang pernah dipidana tidak bisa menjabat karena telah melanggar disiplin. Itu untuk karyawan ya, apalagi direksi," ungkap Achmad saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 14 November 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah pun angkat bicara. Menurutnya masyarakat keliru menganggap Ahok tidak memiliki hak lagi menjadi pejabat di Indonesia.
Menurut Fahri, Ahok sudah menjalankan hukuman pidana atas kasus penistaan agama. Oleh karena itu, ia memiliki hak yang sama atas hukum.
"Berlakulah Pasal 27 UUD itu bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum, dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tanpa ada kecuali," katanya.
4 dari 6 halaman

Statusnya sebagai Kader PDIP

Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyatakan Ahok perlu mundur dari PDIP. Ini juga berlaku kader partai lain yang berada di BUMN, demi independensi.
Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung menyebut pemilihan Ahok oleh Erick adalah sepenuhnya kewenangan menteri BUMN itu. Ia menyebut pasti sudah ada banyak pertimbangan sebelum Ahok resmi ditunjuk menjadi komut.
"Tak perlu bahas lagi soal penunjukkan, pasti sudah banyak pertimbangan matang kan," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan Ahok lebih baik mengikuti saran Erick Thohir, mundur dari PDIP. "Kalau kebijakan menteri seperti itu, jajaran sebaiknya mengikuti. Ya mundur," kata Martin saat dikonfirmasi, Sabtu (23/11/2019).
Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menilai Ahok tidak perlu mengundurkan diri. Dia lalu membeberkan alasannya.
"Kalau posisinya adalah sebagai komisaris, berdasarkan ketentuan undang-undang, Pak Ahok tidak masuk di dalam kategori pimpinan dewan pimpinan partai dengan demikian tidak harus mengundurkan diri," kata Hasto Kristiyanto di Depok, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 23 November 2019.
Meskipun, tidak perlu mundur sebagai kader kata dia, hal itu tidak berarti partai politik melakukan intervensi pengelolaan BUMN.
"Badan usaha milik negara ditunjuk untuk mencapai tujuan bernegara karena itulah tidak boleh ada intervensi kepentingan politik praktis di dalam pengelolaan BUMN," kata dia.
Hal yang sama juga diungkap oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat. Djarot menyebut dalam peraturan Menteri BUMN, bahwa yang wajib mundur adalah kalangan direksi BUMN yang menjadi pengurus partai, sementara Ahok hanya anggota biasa di PDIP.
Meski demikian, Djarot meminta agar menyerahkan keputusan mundur atau tidaknya Ahok pada Ahok sendiri.
"Serahkan sepenuhnya kepada Pak Ahok, karena waktu masuk ke partai kan sukarela. Menurut saya kalau memang tidak ada aturan yang dilanggar tidak perlu mundur dari anggota partai. Kan anggota," jelasnya.
5 dari 6 halaman

Sifat Ahok

Sosok pendobrak. Salah satu pertimbangan Erick Thohir memilih mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjadi Komisaris Utama Pertamina. Dia meyakini bahwa Ahok mampu menyelesaikan sejumlah PR yang akan diembankan kepadanya.
Salah satunya memenuhi target pembangunan kilang minyak. Diakuinya, ini tugas berat. Sehingga dibutuhkan kerja sama tim yang baik. Tugas ini bukan hanya direktur utama saja.
"Karena itulah kenapa kemarin kita juga ingin orang yang pendobrak, bukan pendobrak marah-marah, saya rasa Pak Basuki berbeda, Pak Ahok berbeda, kita perlu figur pendobrak supaya ini sesuai dengan target," jelasnya.
Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah, sosok Ahok tidak dapat menjadi satu-satunya jaminan bahwa kinerja BUMN pasti terkerek.
"Seorang Ahok ditempatkan di BUMN, mungkin juga tidak akan mengubah BUMN secara keseluruhan," tegas dia.
Hal yang mengubah BUMN secara keseluruhan, menurutnya adalah Kementerian BUMN itu sendiri, bukan seorang direksi.
"Jadi, dia akan jadi sarana atau alat bagi kementerian BUMN untuk mencapai arah tujuannya," lanjut dia.
Dia pun mengharapkan Erick Thohir lebih transparan dalam mengomunikasikan kebijakannya. Dengan demikian, masyarakat mendapat informasi yang jelas.
"Kalau seandainya, Pak Erick Thohir melihat BUMN ini tidak efisien banyak korupsi, arah saya pembersihan, meningkatkan efisiensi, membrantas korupsi, makanya saya tempatkan orang-orang yang seperti Ahok, Chandra Hamzah, jadi jelas arahnya. Tapi sekarang ini kan kita belum tahu arahnya seperti apa kita belum tahu," tandasnya.
15.59 | 0 komentar

Ahok yang Kembali Mencuat Usai Jadi Komisaris Utama Pertamina

Ahok yang Kembali Mencuat Usai Jadi Komisaris Utama Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, berita Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selalu menarik perhatian. Apalagi kini setelah menduduki posisi Komisaris Utama di Pertamina, mantan orang nomor 1 di DKI itu kembali menuai sorotan.
Selain gaya bicara Ahok yang suka ceplas ceplos, emosional, bahkan tak sungkan menegur bawahan, statusnya yang merupakan kader PDIP pun dipertanyakan sebelum didaulat Menteri BUMN Erick Thohir menjabat di Pertamina.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah mengungkap sosok Fanni, sang permaisuri Keraton Agung Sejagat yang belum lama ini menghebohkan publik Tanah Air.
Bersama teman dekatnya Toto Santosa, keduanya mendirikan sebuah kerajaan dan mendeklarasikan diri sebagai pasangan raja dan ratu di Purworejo, Jawa Tengah. Ide tersebut belakangan tercetus dari Fanni untuk mendirikan Keraton Agung Sejagat.
Sebelum di Jawa Tengah tepatnya di Purworejo, kerajaan yang sama juga sempat mau didirikan di Yogyakarta. Namun, ide tersebut ditolak masyarakat.
Lantas, apa kabar dengan rumah DP 0 persen yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan? Sejak diresmikan pada Agustus 2019, baru ada 85 unit yang terisi dari 780 unit yang tersedia.
Ada apa gerangan?
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Kamis, 16 Januari 2020:
2 dari 5 halaman

1. Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini 4 Kontroversinya

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok resmi menduduki kursi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada Senin, 25 November 2019 lalu.
Ahok pun sudah mulai bekerja. Pada 21 Desember 2019, ia mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau penyelesaian kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur.
Selain itu, Ahok pun kini memiliki dua jabatan di Pertamina berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina, Senin, 23 Desember 2019. Tak hanya Komisaris Utama, mantan Bupati Belitung itu kini juga menjadi Komisaris Independen.
Namun sebelum itu, penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sempat diwarnai pro dan kontra.

Selengkapnya...
3 dari 5 halaman

2. Siapa Fanni, Sosok Permaisuri Keraton Agung Sejagat?

Kemunculan Keraton Agung Sejagat bikin geger publik Tanah Air. Totok Santosa dan Fanni Aminadia mengklaim dirinya sebagai pasangan raja dan ratu dari kerajaan yang didirikan di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Keduanya kini ditahan dan dijerat pasal berlapis dengan ancaman 10 tahun penjara.
Fakta menarik lain yang diungkap pihak kepolisian, bahwa Toto dan Fanni bukanlah pasangan suami istri. Bahkan diketahui Fannilah di balik ide pendirian Keraton Agung Sejagat.
"Itu ternyata bukan suami istri beneran. Istri siri boleh dikatakan seperti itu" ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 15 Januari 2020.

Selengkapnya...
4 dari 5 halaman

3. Ironi Rumah DP 0 Rupiah yang Sepi Penghuni

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sedang berusaha menepati janjinya untuk menjalankan program Rumah DP 0 Rupiah. Rumah susun milik yang diberi nama Rusunami Klapa Village ini dibangun di Pondok Kelapa, Jakarta Timur dan telah menarik minat masyarakat sejak diresmikan pada Agustus 2019. Pendaftarnya membludak.
Meski begitu, hingga saat ini baru ada 85 unit yang terisi dari 780 unit yang tersedia. Ini jelas membingungkan. Ada apa?
Walau banyak peminat, nyatanya tak banyak warga yang lolos persyaratan untuk bisa mulai mencicil unit rusunami itu.
"Dari 1.485 permohonan KPR (kredit pemilikan rumah) itu sudah disetujui oleh Bank DKI 502 unit, 502 orang, dan sudah diakad KPR kan 135 orang. Jadi dari 135 itu yang sudah proses pindah, dan sudah menghuni di Pondok Kelapa ada 85 orang," kata Dzikran kepada Liputan6.com di kantornya, Jakarta, 27 Desember 2019.
Lantas, apa yang membuat 50 orang lainnya tak cepat pindah? Selain itu, bagaimana dengan 645 unit lainnya yang belum juga dibeli padahal jumlah pendaftar mencapai lebih dari itu?
15.54 | 0 komentar

Kata Peneliti soal Tumbuhnya Pohon Kurma di Jawa Timur


Liputan6.com, Jakarta - Pohon kurma yang menghasilkan buah kurma dikenal tumbuh di negara-negara Timur Tengah. Meski demikian, pohon kurma ini juga dapat tumbuh di Jawa Timur, Indonesia. Lalu apa alasan pohon kurma ini dapat tumbuh di  Jawa Timur?
Baru-baru ini, pohon kurma yang menjadi sorotan yaitu pohon kurma jenis ajwa atau biasa dikenal dengan kurma nabi tumbuh di Ponorogo, Jawa Timur. Pohon kurma tersebut milik salah satu warga bernama Budi Jono yang tinggal di Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Jawa Timur. Pohon kurma milik Budi Jono ini baru tiga kali berbuah dalam kurun waktu 15 tahun.
Selain itu, pohon kurma juga tumbuh Desa Sukorejo, Kecamatan Sukarejo, Pasuruan, Jawa Timur. Pohon tersebut tumbuh di kebun wisata kurma. Di tempat tersebut hampir 500 pohon kurma tumbuh di atas tanah seluas sekitar 2-4 hektar (ha).
Peneliti Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Prof Dr Sobir menuturkan, pohon kurma tumbuh baik di negara-negara Timur Tengah dengan kisaran suhu 15-35 derajat celsius. Dengan suhu tersebut, Sobir mengatakan, pohon kurma juga dapat tumbuh di Indonesia yang berada di kisaran suhu udara capai 30 derajat celsius.
“Saya melihat daerah mirip gurun pasir dengan kelembaban rendah seperti di Jawa Timur yang cenderung kering dibandingkan di Jawa Barat. Pohon ini juga bisa tumbuh di Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/1/2020).
Meski demikian, hal jadi perhatian apakah pohon kurma tersebut dapat tumbuh, berbunga dan berbuah sehingga menghasilkan produksi massal dan kualitasnya sama seperti di negara Timur Tengah. "Biji kurma dari Arab kalau ditanam pasti tumbuh. Tetapi apakah berbunga dan berbuah,” tegas dia.
Ia menambahkan, pohon kurma dapat berbunga asalkan terinduksi dengan suhu rendah.  Pohon kurma dapat tumbuh dan berbuah dengan rata-rata suhu 20 derajat celsius. Suhu udara maksimal 38 derajat celsius dan minimal 10 derajat celsius dengan kondisi hujan rendah, cahaya penuh, angin kuat saat pembungaan untuk penyerbukan.
“Di negara-negara Timur Tengah termasuk Arab juga ada musim dingin di sejumlah wilayah yang akan meransang pembentukan bunga,” kata dia.
Sobir menuturkan, ada sejumlah hal yang memicu pohon kurma yang dapat tumbuh dan berbuah terutama di Jawa Timur. Salah satu kemungkinan ada perubahan gen. Sobir menilai, pohon kurma memiliki potensi untuk agrowisata di Indonesia, salah satunya bisa dilakukan di Jawa bagian timur dan selatan. Kalau untuk produksi, Sobir menuturkan, wilayah NTT bagian selatan dapat mendukung pohon kurma untuk tumbuh dan berbuah karena mendapatkan suhu dingin dari Australia. “Secara bisnis kalau produksi dan kualitas seperti di Arab belum karena kondisi iklim berbeda,” kata Sobir.
2 dari 3 halaman

Kisah Melempar Biji Tumbuh Pohon Kurma Nabi

Sebelumnya, siapa sangka oleh-oleh biji buah kurma yang dilempar di teras rumah dapat tumbuh di Ponorogo, Jawa Timur. Pohon kurma jenis Ajwa atau kurma nabi berukuran besar dan tumbuh subur itu berada di rumah Budijono, di Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman, Ponorogo.
Budijono mengaku, pohon kurma miliknya sudah berbuah tiga kali. Dia tidak percaya jika biji buah kurma yang dia lempar di teras rumah kala itu, bisa tumbuh. Apalagi kurma yang tumbuh ini, adalah jenis pohon kurma nabi atau ajwa.
"Ini usianya 15 tahun lebih. Ini oleh-oleh dari haji terus saya tanam,” ujar pemilik Pohon Kurma, Budi Jono, seperti dikutip dari tayangan Fokus, ditulis Senin, 20 Januari 2020.
Tumbuhnya pohon kurma di rumah Budi Jono menarik perhatian warga terutama ibu-ibu. Para ibu-ibu membeli kurma tersebut untuk kesuburan kandungan. Salah satunya Susiani yang membeli kurma untuk temannya. Adapun Budi Jono membatasi jumlah pembelian. Satu orang maksimal 3 ons dengan harga Rp 15 ribu.
“Untuk teman, menambah kesuburan kandungan,” ujar salah satu warga Susiani.
Selain untuk membeli, warga datang hanya untuk sekadar berswafoto berlatar pohon kurma yang tumbuh sejak 15 tahun lalu. Lantaran banyak warga yang datang, sejumlah polisi pun disiagakan di lokasi. Sementara, Budijono menjual buah kurma muda.
Lantaran banyak warga yang datang, sejumlah polisi pun disiagakan di lokasi. Sementara Budi Jono menjual buah kurma muda kepada yang benar-benar membutuhkan.
15.52 | 0 komentar

Pohon-Pohon Kurma Tumbuh di Jawa Timur, di Mana Saja?

Liputan6.com, Jakarta - Kurma, buah yang menjadi salah satu ciri khas dari negara-negara di Timur Tengah. Kurma tumbuh subur di Timur Tengah karena negara-negaranya mempunyai iklim gurun.
Buah kurma di Indonesia sudah tidak asing lagi dan mudah ditemukan.  Akan tetapi, jika menanam pohon kurma di Indonesia yang mempunyai iklim tropis akan mengalami kesulitan karena cuaca dan iklim yang berbeda dengan negara di Timur Tengah.
Namun, siapa sangka jika pohon kurma tumbuh subur di Indonesia? Beberapa daerah di Jawa Timur ini berhasil menanam pohon kurma hingga berbuah. Ingin tahu di daerah mana saja? Simak rangkuman dari Liputan6.com, Selasa (21/1/2020:
1. Kurma Nabi (Ajwa) Tumbuh di Ponorogo
Pohon kurma jenis ajwa atau biasa dikenal dengan kurma nabi tumbuh subur Jawa Timur. Pohon kurma tersebut milik salah seorang warga bernama Budijono yang tinggal di Desa Plosojenar, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Jawa Timur.
Mengutip video liputan program Fokus pada 16 Januari 2020, disebut-sebut pohon kurma ajwa ini sudah tumbuh sejak 15  tahun lalu. Kurma ajwa mempunyai ukuran yang besar, berbeda dengan kurma-kurma lainnya. Budijono mengaku, pohon kurma miliknya sudah tiga kali berbuah.
Awalnya, ia melempar biji buah kurma ke halaman rumahnya, kemudian ia tak menyangka jika biji kurma tersebut tumbuh. Apalagi kurma yang tumbuh adalah kurma jenis ajwa atau disebut juga dengan kurma nabi.
Semenjak itu, banyak ibu-ibu berdatangan ke rumah Budijono untuk membeli kurmanya atau hanya sekadar berswafoto dengan pohonnya. Karena banyak warga yang berdatangan, maka beberapa polisi disiagakan di lokasi.
Sementara itu Budijono, pemilik pohon kurma hanya menjual buah kurma ajwa kepada yang benar-benar membutuhan dan membatasi jumlah pembelian, yaitu satu orang maksimal tiga ons dengan harga Rp 15.000.
2 dari 4 halaman

2. Pohon Kurma di Sukorejo yang Jadi Sarana Penelitian


Selain pohon kurma ajwa atau pohon kurma nabi yang tumbuh di Ponorogo, terdapat beberapa jenis kurma tumbuh subur di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukerejo, Pasuruan, Jawa Timur.
Kurma-kurma tersebut tumbuh di Kebun Wisata Kurma. Di tempat ini hampir 500 pohon kurma tumbuh di atas tanah seluas sekitar 2 – 4 hektare. Setidaknya ada jenis kurma yang terkenal di dunia tumbuh di sini, yaitu Kurma Ajwa asal dari dataran tinggi Nejed Kota Madinah, Arab Saudi, Kurma Barhi Kholas, Kurma Makhtoom, dan masih banyak lagi.
Mengutip dari video liputan Fokus pada 10 Desember 2019, Kebun Kurma yang ada di Pasuruan, Jawa Timur membuat puluhan petani di berbagai daerah di Indonesia tertarik untuk belajar budi daya kurma.
Petani tersebut didampingi oleh seorang ahli tanaman kurma asal Thailand, Dr Kolaka. Mereka diajari untuk mengenal berbagai jenis kurma, mulai dari cara menanam hingga memanen.
Di negara tropis seperti Indonesia dan Thailand, jenis kurma yang yang dapat tumbuh subur adalah ajwa, kholas, dan sayer yang dapat dipanen tiga bulan sekali. Petani-petani yang hadir mengaku senang dan termotivasi untuk membudidayakan kurma di daerahnya masing-masing. Mereka juga mengaku ilmu yang didapat mudah dipahami dan mudah dipraktikkan.
Kebun Kurma di Pasuruan ini tak hanya dijadikan sebagai tempat edukasi agro wisata, tetapi juga kerap dijadikan sebagai tempat penelitian dan pembelajaran mahasiswa di bidang pertanian sebagai upaya pengembangan tanaman potensial untuk para petani.
3 dari 4 halaman

3. Pohon Kurma Tumbuh di Pondok Pesantren Kediri


Pondok Pesantren Pari Ulu yang terletak di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur menjadi sorotan karena berhasil membudidayakan 14 jenis kurma.
Pondok pesantren yang diasuh oleh Kyai Mustain Anshori tersebut melakukan penelitian untuk membudidayakan pohon kurma. Dalam penelitian yang pertama, memakan waktu kurang lebih selama empat tahun tahun lamanya dari mulai benih hingga berbuah. Kemudian penelitian kedua, kurma dapat berbuah dalam waktu 2 tahun.
Di Pondok Pesantren Pari Ulu terdapat tiga jenis kurma yang berbuah dari 14 jenis kurma yang dibudidayakan, yaitu Kurma Ajwa, Ruzeis, dan Madinah.
"Perawatannya itu harus telaten dari memberikan air, hingga menjauhkan dari hama," kata Santri Ponpes Usman Efendi, Mengutip video Liputan6.com, Selasa, 23 Juli 2019.
Kurma yang ada di Pondok Pesantren Pari Ulu ini juga ditanam di atas polibag dan pot. Sampai saat ini, kurma-kurma yang sudah berbuah belum diperjual-belikan karena masih dalam tahap penelitian. Setelah terbukti bisa dikembangkan oleh petani di Indonesia, Mustain Anshori baru akan menjualnya dengan harapan dapat dibudidayakan secara massal.
Ternyata tak perlu jauh-jauh ke Timur Tengah untuk melihat dan merasakan kurma dari pohonnya, di sejumlah kawasan Jawa Timur juga banyak pohon kurma tumbuh subur.


(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)
15.48 | 0 komentar

Categories