Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan makna kata thaghut ini di dalam kitab beliau, I’lamul Muwaqqi’iin. Beliau menyatakan:
أَخْبَرَ سُبْحَانَهُ أَنَّ مَنْ تَحَاكَمَ أَوْ حَاكَمَ إلَى غَيْرِ مَا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ فَقَدْ حَكَّمَ الطَّاغُوتَ وَتَحَاكَمَ إلَيْهِ، وَالطَّاغُوتُ: كُلُّ مَا تَجَاوَزَ بِهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ أَوْ مَتْبُوعٍ أَوْ مُطَاعٍ؛ فَطَاغُوتُ كُلِّ قَوْمٍ مِنْ يَتَحَاكَمُونَ إلَيْهِ غَيْرَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ، أَوْ يَعْبُدُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ، أَوْ يَتْبَعُونَهُ عَلَى غَيْرِ بَصِيرَةٍ مِنْ اللَّهِ، أَوْ يُطِيعُونَهُ فِيمَا لَا يَعْلَمُونَ أَنَّهُ طَاعَةٌ لِلَّهِ؛
“Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan bahwa orang yang minta keputusan hukum atau berhakim kepada apa yang tidak dibawa oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka ia telah menjadikan thaghut sebagai hakim dan berhukum kepadanya. Dengan demikian, thaghut adalah segala hal yang diperlakukan oleh manusia secara melampaui batas, baik berupa sesembahan, pihak yang selalu diikuti atau ditaati. Dengan demikian, thaghut (yang disembah oleh) suatu kaum adalah siapa saja yang mereka jadikan sebagai pemberi keputusan hukum selain Allah dan RasulNya, atau yang mereka sembah selain Allah, atau yang selalu mereka ikuti tanpa keterangan dari Allah, atau yang selalu mereka taati dalam perkara-perkara yang tidak mereka ketahui apakah itu tergolong ketataan kepada Allah.”
Jadi, thaghut sebagai sesuatu yang disembah selain Allah, ini sangat jelas. Adapun thaghut sebagai sesuatu yang diikuti, maka maksudnya adalah diikuti dengan anggapan bahwa ia adalah sumber kebenaran yang layak atau wajib untuk diikuti. Berbeda halnya dengan umat Islam yang bertaqlid atau mengikuti pendapat-pendapat para mujtahid. Mereka mengikuti para mujtahid itu bukan dengan anggapan bahwa mereka adalah sumber kebenaran, melainkan para imam mujtahid itu diikuti dengan anggapan bahwa mereka mengamalkan hukum Allah. Adapun thaghut sebagai pihak yang ditaati maksudnya bukan seperti seorang imam atau pemimpin yang diwajibkan oleh Allah untuk ditaati, melainkan thaghut itu adalah pihak yang ditaati segala perintahnya secara buta, ketaatan kepadanya tidak ada kaitannya dengan ketaatan kepada Allah, karena dia dianggap sebagai pemegang kedaulatan yang berhak memerintah dan melarang secara otonom.
Apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim ini tampak relevan dengan berbagai ayat yang menyebut istilah thaghut.
Al-Baqarah ayat 256
{فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا} [البقرة: 256]
Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus
Al-Baqarah ayat 257
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ} [البقرة: 257]
Adapun orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung mereka adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
An-Nisa’ ayat 51
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا} [النساء: 51]
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
An-Nisa’ ayat 60
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء: 60]
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut[, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
An-Nisa’ ayat 76
{الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ} [النساء: 76]
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Al-Maidah ayat 60
{قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ} [المائدة: 60]
Katakanlah: “Apakah kalian mau aku beri tahu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah? Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
An-Nahl ayat 36
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut “,
Az-Zumar ayat 17
{وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ } [الزمر: 17]
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku
[Hangat-News]
[Hangat-News]
0 komentar:
Posting Komentar