Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Luncurkan Uang Rupiah 1000 dan 10.000 Baru

Written By admin on Jumat, 27 Desember 2013 | 16.06


Uang Logam Rp 1.000 Baru dan Uang Kertas Rp 10.000 Desain Baru
bi.go.id

Bandung, Warta Kota
– Bank Indonesia (BI) sejak Selasa (20/7) secara resmi mengeluarkan uang logam (UL) pecahan Rp 1.000 (seribu rupiah) baru tahu emisi (TE) 2010 dan uang kertas (UK) pecahan Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) berdesain baru tahun emisi 2005.

Peresmian peredaran kedua jenis uang pecahan itu dilakukan oleh Wakil Presiden Boediono di Gedung BI Bandung, Jawa Barat. Hadir dalam acara tersebut Pjs Gubernur BI, Darmin Nasution, dan jajarannya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan dan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin sebagai penerima replika uang baru.
UL pecahan Rp 1000 baru ini bergambar Garuda Pancasila pada sisi atau penampang depannya. Sedangkan pada penampang belakangnya bergambar alat musik angklung dengan latar belakang Gedung Sate, Bandung.
Dari segi warna UL pecahan Rp 1.000 berwarna putih keperakan. Dari segi bahan, UL baru ini terbuat dari besi/baja berlapis nikel (nickel plated steel).
Sementara terkait UK pecahan Rp 10.000, dijelaksan bahwa BI mendesain ulang UK pecahan Rp 10.000 karena dari segi warna uang pecahan ini banyak dipersepsikan mirip dengan UK pecahan Rp 100.000 yang saat ini beredar di masyarakat.
Oleh karena itu kini UK Rp 10.000 baru berubah menjadi merah kebiruan namun gambarnya masih tetap sama, yakni Sultan Mahmud Bardaruddin II dan Rumah Tradisional Limas Palembang.
Dalam laporan singkatnya di depan Wapres Boediono, Darmin Nasution menyampaikan, upaya peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat perlu dukungan ketersediaan rupiah yang memadai. “Untuk itu uang pecahan ini dibuat dengan ciri-ciri tertentu yang khas, sehingga mudah dikenali sesuai ciri-ciri aslinya guna memperlancar transakasi,” katanya
Mengenai dipilihnya angklung yang merupakan alat musik tradisional, Darmin menjelaskan bahwa langkah tersebut dipilih sebagai wujud nyata dari upaya pelestarian kebudayaan nasional. Sedangkan pemilihan gambar Gedung Sate Bandung sebagai latar belakang merupakan wujut pelestarian tempat bersejarah dalam kehidupan bangsa.
“Jadi uang menjadi media pelestarian budaya dan tempat bersejarah Indonesia. ” ujarnya .
Sementara dari segi ketahanan uang logam jauh lebih mampu bertahan lama dibandingkan uang kertas dan dari biaya pencetakan uang logam juga lebih hemat..
Pada bagian lain penjelasannya, Darmin Nasution mengatakan, kedua jenis uang pecahan itu sudah disebarkan di seluruh kantor BI dan bank-bank yang ada di seluruh Indonesia.
Namun ditegaskan bahwa uang kertas Rp 10.000 desain lama dan baru sama-sama bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Uang pecahan kecil saat ini porsinya mencapai 50 persen dari tujuh pecahan uang kertas yang beredar di masyarakat, yakni dari uang pecahan Rp 100 hingga Rp 100.000.
Sementara itu Wapres Boediono dalam sambutannya sebelum meresmikan peredaran uang pecahan baru tersebut meminta BI untuk terus membangun dan menjaga kepercayaan publik terhadap rupiah. Namun Wapres juga mengimbau semua pihak untuk bersama-sama menjaga stabilitas nilai rupiah.
“Sebab kepercayaan terhadap mata uang adalah kepercayaan terhadap negara,” kata Boediono yang pernah menjabat sebagai gubernur BI.

Fitur keamanan

Seusai acara Deputi Bidang Pengawasan BI Budi Rochadi mengatakan, desain ulang UK pecahan Rp 10.000 yang baru, selain dilakukan untuk membedakan dengan UK pecahan Rp 100.000 yang lama juga ditujukan meningkatkan keamanan dari aksi pemalsuan uang.
Menurutnya, meskipun aksi pemalsuan uang Rp 10.000 jauh lebih sedikit dibandingkan uang pecahan Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. BI juga berkepentingan uang pecahan Rp 10.0000 tetap perlu dijaga keamanannya.
“Kami menambah security feature uang pada uang kertas pecahan Rp 10.000 yang baru ini,” ujar Budi. “Sementara desain ulang lebih pada warna dan angka rupiah yang dibedakan dengan Rp 100.000,” tambahnya.
BI mencatat aksi pemalsuan uang menurun dari 9 lembar per 1 juta lembar menjadi 7 lembar per 1 juta lembar. “Namun perlu diwaspadai karena meskipun pemalsuan uang menurun, tapi kualitasnya meningkat,” katanya.
Rencananya selama pada 2010 ini BI akan mencetak sekitar 820 juta bilyet UK pecahan Rp 10.000. Sementara UK pecahan Rp 10.000 yang lama dicetak 120 juta bilyet. “Uang lama masih bisa dipergunakan sebagai pembayaran yang sah,” ujarnya.
Namun BI berharap selama dua tahun ke depan uang Rp 10.000 yang lama sudah habis di pasaran dan diganti dengan Rp 10.000 dengan desain baru, yang warnanya tidak lagi merah melainkan kebiru-biruan.
Untuk UL pecahan Rp 1000 yang baru BI akan mencetak 719 juta keping sepanjang 2010 ini. Hingga saat ini BI sudah mencetak 300 juta keping.
Dari segi peredaran, Budi mengatakan, berbeda dengan sebelumnya, yakni saat peluncuran UK pecahan Rp 2.000 kini BI telah menderakan lebih dulu uang yang aka diluncurkan. “Oleh karena itu uang logam pecahan Rp 1.000 yang baru sudah bisa didapatkan masyarakat karena BI sudah mencetaknya, tidak seperti uang Rp 2.000 dulu yang diluncurkan dulu baru dicetak,” katanya.
Ditanya dari segi biaya pencetakan, Budi mengatakan biaya UL pecahan Rp 1.000 di bawah nilai intrinsik. Namun Budi enggan menjelaskan biaya sesungguhnya. “Menurut catatan kami biayanya di bawah nilai intrinsiknya, ” katanya.
Budi juga menyatakan, dari segi kekuatan uang logam ini jauh lebih tahun lama dibandingkan uang kertas. Dengan memperbanyak uang logam, katanya, BI bisa melakukan penghematan biaya yang signifikan dari segi pencetakan walaupun harga logam lebih tinggi dibandingkan harga kertas.
“Perbandingannya 1 berbanding 15. Artinya kalau uang kertas hanya tahan satu tahun maka uang logam bisa. Dengan memperbanyak uang logam BI bisa menghemat biaya percetakan walaupun harga logam lebih tinggi dibandingkan harga kertas,”. ujar Budi Rochadi.

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar