Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Menerapkan Pola Makan Vegetarian pada Bayi, Baik atau Tidak?

Written By admin on Sabtu, 18 Februari 2012 | 07.58


DALAM sebuah survey di tahun 2005, terdapat 3% warga Amerika berusia 8-18 tahun yang menganut pola makan vegetarian.



USA Today melaporkan, kini tak hanya orang dewasa dan remaja yang menjadi vegetarian. Para orang tua pun tak segan-segan mengajarkan pola hidup vegetarian kepada para bayi. Pertanyaan yang muncul ialah, amankah jika bayi menjalani pola makan ala vegetarian?

Berbagai sumber menyebutkan, bayi yang terbiasa mengonsumsi makanan non-hewani dapat terhindar dari berbagai penyakit, seperti diabetes, obesitas dan kanker. Namun menerapkan pola makan vegetarian tidak boleh sembarangan, terutama terhadap bayi dan balita.

Bayi kehilangan cadangan zat besi sejak usia enam bulan. Saat itulah bayi mulai diperbolehkan mengonsumsi sereal atau makanan yang mengandung daging.

Zat besi merupakan mineral penting yang bermanfaat untuk berbagai aktivitas tubuh, termasuk aliran oksigen dalam darah, perkembangan otak dan energi yang penting untuk kegiatan sehari-hari.

Bayi dan balita beresiko mengidap anemia jika tidak menerima asupan makanan yang seimbang bagi tubuhnya. Anak-anak juga membutuhkan zat lemak untuk pertumbuhan sel myelination di sel syaraf axon yang terhubung langsung dengan bagian neuron di otak.

Di usia 12 bulan, bayi disarankan mengonsumsi susu sapi atau yogurt untuk membantu proses pertumbuhan ini. Terlalu dini menerapkan pola makan vegetarian dikhawatirkan dapat membuat anak kekurangan zat lemak yang penting bagi pertumbuhannya.

Memang, ada beberapa bahan makanan nabati yang baik untuk memenuhi asupan zat besi, seperti brokoli, kacang-kacangan, aprikot, pear dan bayam. Namun kadar zat besinya berbeda dengan sumber makanan hewani.

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar