Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Tahukah Anda, Siapa Pelopor Sinetron Stripping?

Written By admin on Senin, 12 September 2011 | 09.05


APA rasanya disuguhi acara TV yang sama, dari hari Senin sampai Senin lagi? Jenuh? Atau malah ketagihan?

Bagi penonton TV di Indonesia, opsi kedua menjadi jawabannya. Coba tengok acara TV sekarang. Mulai dari berita, musik, infotainment, serial Korea, animasi, reality show sampai sinetron ditayangkan mulai dari Senin sampai Senin lagi.

Hal yang wajar jika program berita atau infotainment tayang setiap hari, tapi bagaimana jika 1 sinetron hadir setiap hari?

Kalau Anda tumbuh di era 90-an sampai awal 2000-an, tentu akan menemukan tayangan TV nasional yang lebih variatif. Kala itu, sinetron unggulan tayang mingguan.

Sebut saja Si Doel Anak Sekolahan, Tersanjung, Janjiku sampai komedi situasi macam Jin dan Jun. Jam primetime tak didominasi sinetron.

Masih ada celah untuk menayangkan serial Renegade, Layar Emas, serial Asia White Snake Legend sampai kuis Tak-Tik Boom.

Bandingkan dengan acara primetime saat ini. Sinetron mendominasi. Kalau dulu sinetron weekly bergantian tayang, kini setiap hari Anda disuguhi tayangan yang sama. RCTI punya Putri Yang Ditukar dan Anugerah. SCTV ada Calon Bini, Islam KTP dan Perempuan Pembawa Berkah. Indosiar andalkan Khadijah dan Khalifah dan 2 Dewi. MNC TV tak ketinggalan lewat Sampeyan Muslim?.

Semua judul di atas tayang dari hari Senin hingga Senin lagi.

Well, sebenarnya serial drama tayang tiap hari alias stripping juga lazim ditemui di luar negeri.

Di Amerika Serikat, serial harian yang dikategorikan sebagai opera sabun malah didesain untuk tidak tamat.

Sebuah serial berjudul Days of Our Lives tayang di NBC sejak tahun 1965 dan hingga kini telah menembus lebih dari 11 ribu episode.

Days of Our Lives tidak sendiri, masih ada All My Children (tayang di ABC sejak tahun 1970), The Bold and The Beautiful (tayang di CBS sejak tahun 1987, pernah tayang di TPI dan Star World) dan beberapa judul lain.

Bedanya dengan sinetron stripping, opera sabun ini hanya tayang pada weekdays alias Senin-Jumat, dan mengisi slot daytime (masing-masing berdurasi 30-60 menit, tayang pukul 12.00-15.00 WIB setiap harinya).

Di Korea, selain drama mingguan, drama harian juga mengisi slot primetime. Drama harian di Korea tayang setiap Senin-Jumat. Cruel Temptation (SBS) dan You Are My Destiny (KBS1) adalah contoh drama Korea yang di negara asalnya juga tayang harian.

Sementara di tanah air, demam sinetron harian dipelopori oleh Liontin (2005). Sinetron produksi SinemArt yang tayang di RCTI itu dibintangi Nana dan Naysilla Mirdad. Saat itu, RCTI menayangkan setiap Senin-Sabtu pada pukul 17.00 WIB.

Harsiwi Achmad yang kala itu masih bergabung dengan RCTI menayangkan sinetron stripping usai melakukan studi banding antara program TV nasional dan Meksiko.

"Jujur menayangkan sinetron stripping pada pukul 17.00 WIB terinspirasi sinetron Ramadhan yang kebanyakan sukses pada waktu itu," urai Siwi seperti dimuat dalam Tabloid Bintang Indonesia Edisi 863, II November 2007.

“Demo sinetron stripping itu dibuat sebanyak 5 episode. Kalau tidak tayang, pasti rugi rumah produksi itu. Selain itu dari sekian judul yang diajukan, hanya satu yang kami terima, 1 banding 10. Kalau untung semua pihak juga untung, stasiun, biro iklan, produser, dan pemain," jelasnya waktu itu.

Liontin sukses, RCTI menambah slot stripping di malam hari. Cincin (2006) yang dibintangi Dude Harlino, Baim Wong, Ririn Dwi Ariyanti dan Chelsea Olivia mengisi slot stripping Senin-Jumat pukul 21.00 WIB.

Sinetron Intan (2006) yang tayang pukul 18.00 WIB menjadi sinetron stripping pertama non-Ramadhan yang tiap hari, dari Senin hingga Senin lagi.

Pada masa kejayaannya, Intan kerap memuncaki rating. TVR 9,9 dan share 33 pernah diraih sinetron yang juga menuai sukses di Malaysia ini.

Semenjak itu, TV dan PH lain mulai mengekor menayangkan sinetron harian.

Kembali ke era 90-an, sinetron stripping sebenarnya sudah mulai terdeteksi. Anda tentu ingat sinetron tayangan RCTI produksi Multivision Plus berjudul Doaku Harapanku (1998) yang dibintangi Krisdayanti dan Dicky Wahyudi.

Sukses yang diraih Doaku Harapanku membuat RCTI dan Multivision melanjutkan sinetron ini pada Ramadhan tahun 1999.

Alhasil, sinetron religi stripping menjadi bagian yang terpisahkan setiap Ramadhan tiba. Judul-judul berikut bermunculan: Doa Membawa Berkah, Ketabahan, Mutiara Hati, Hikmah dan banyak lagi.

Mundur ke tahun 1996, Indosiar juga sudah mulai menayangkan sinetron harian (Senin-Jumat) pada pukul 18.00 WIB. Beberapa judul yang tayang di jam ini: Bias-Bias Kasih (Inez Tagor) dan Aku Tak Berdosa (Reynaldi, Sophia Latjuba).

Tapi mungkin judul yang paling populer adalah Noktah Merah Perkawinan (1996). Sinetron produksi Rapi Films itu juga mengantarkan Ayu Azhari menyabet anugerah Aktris Terbaik Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia 1996.

Noktah Merah Perkawinan
Pada zaman itu, sinetron harian tidak memiliki episode panjang. Noktah Merah Perkawinan, misalnya, hanya terdiri dari 28 episode.

Karena mendapat sambutan hangat, dibuatlah Noktah Merah Perkawinan 2 yang berubah format menjadi tayangan mingguan.

Namun stripping di era 90-an tidak sampai mendominasi primetime, apalgi menggusur sinetron mingguan. Berbeda dengan saat ini, tidak ada sinetron weekly yang tayang di jam utama.

Bukan berarti tidak ada sinetron weekly sama sekali, sih. Saat ini SCTV masih menayangkan Get Married The Series (setiap Sabtu) dan The Tarix Jabrix Series (setiap Minggu). Tapi tentu saja non-primetime, tayang pukul 12.30 WIB.

Sekarang, selain tayang tiap hari, sinetron juga hadir dengan durasi ekstra. Pada masa keemasannya di awal 2011 - ketika selalu menduduki peringkat pertama - sinetron Putri Yang Ditukar (RCTI) tayang 3 jam setiap harinya. Bahkan pernah tayang 4,5 jam sekali tayang.

Sukses secara rating, sinetron stripping bukannya tanpa cacat. Tayang setiap hari, dengan durasi panjang, membuat kualitas sinetron stripping kalah jika dibandingkan dengan sinetron mingguan.

Kalau di era sinetron mingguan, 1 episode bisa memakan waktu syuting 3-6 hari. Sekarang?

Sehari bisa digunakan untuk syuting 2 episode. Pengembangan cerita akhirnya juga sering dipaksakan, karena penulis harus membuat skenario setiap harinya tanpa henti. Contohnya dalam Putri Yang Ditukar, masa iya konflik amnesia sampai menimpa 4 karakter?

PYDLokasi syuting pun tak jauh-jauh dari Studio Persari. Mau rumah sakit, sekolah atau bahkan pedesaan dipaksakan diambil di area Jakarta dan sekitarnya. Karena jika harus ke sekolah betulan untuk mengambil setting sekolah, tentu memakan waktu lebih.

Namun selama rating masih tinggi, agaknya Anda masih akan terus disuguhi sinetron stripping. Sambil berharap suatu hari ada stasiun TV atau PH yang berani menghidupkan tren sinetron mingguan di jam primetime, sebagai alternatif gempuran sinetron harian.

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar