ALKISAH, di sebuah dusun yang sunyi, hiduplah seorang lelaki tua bernama Peng Hui. Lelaki yang telah renta ini memiliki tiga orang anak, yaitu Peng Jan, Peng An, dan Peng Sui.
Pada suatu hari, Peng Hui pergi meninggalkan ketiga puteranya untuk mencari kayu bakar di hutan. Saat itulah, dia bertemu dengan seorang nenek sihir yang sedang bermain catur seorang diri.
Nenek itu menantang Peng Hui untuk beradu catur dengan sebuah taruhan. Jika si nenek memenangkan permainan catur itu, Peng Hui harus merelakan ketiga anaknya untuk diserahkan kepada si nenek dan dikawinkan dengan ketiga puterinya. Begitu pula sebaliknya, si nenek harus menyerahkan ketiga puterinya kepada Peng Hui jika dia kalah dalam pertandingan itu.
Namun Peng Hui ragu, apakah ketiga puteri yang akan dikawinkan dengan anak-anaknya memiliki sifat sejahat si nenek sihir?
Itulah penggalan kisah dari pementasan teater Shan Liang yang akan digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 22-23 Juli mendatang.
Pementasan produksi Teater Getapri ini akan memadukan unsur Tiong Hoa dan tradisional Indonesia yang cukup kental.
“Saya memilih naskah ini karena saya ingin tetap mempersatukan kerja sama kebudayaan Cina dan Indonesia. Dua kebudayaan yang masih dalam satu rumpun mempunyai cerita-cerita yang hampir bersamaan, hanya tempat dan situasinya saja yang berbeda,” tutur Siti Artati, sutradara pementasan ini, saat ditemui di sela-sela konferensi pers, Senin (18/7).
Ini bukan kali pertama bagi Tati –sapaan akrab Siti Artati- untuk meramu kisah warga Tiong Hoa ke dalam bentuk teater. Sebelumnya, wanita berjilbab ini sempat menggarap teater Laksamana Cheng Ho.
“Cerita ini bersumber dari cerita rakyat Cina. Judul aslinya Puteri Seorang Nenek Sihir,” ungkapnya.
Selain memadukan seni akting, tari, dan suara, Shan Liang juga akan menyisipkan pertunjukan wayang Potehi khas budaya Tiong Hoa. Tati menempatkan aktris sekaligus presenter, Ratna Listy, di posisi dalang dalam segmen wayang Potehi.
Selain Ratna, sejumlah nama juga akan memperkuat pementasan ini, seperti Anna Tarigan, Krisna Mukti, serta Edwin dan Djody ‘Super Bedjo’.
Untuk menyaksikan petualangan nenek sihir dan ketiga puterinya ini, Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu. Tiket bisa didapat di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta.
(hangat-news)
0 komentar:
Posting Komentar