Gorontalo: Kosakata anak-anak di Indonesia telah tercemar atau terpolusi lagu orang dewasa. Dalam lagu-lagu tersebut tak jarang menyebutkan kata yang mengandung unsur tak senonoh atau vulgar.
Konsultan psikologi anak dan keluarga, Rusdiah Agustina, di Gorontalo, mengatakan, saat ini kian marak serbuan media yang "menyergap" telinga anak-anak Indonesia dengan lagu orang dewasa.
"Parahnya lagi, orangtuanya sendiri seolah tidak menyadari atau justru tidak peduli dengan hal ini," ucapnya.
Lirik lagu orang dewasa yang mengandung kata-kata vulgar seperti "bajingan", "selingkuh", "bercinta", atau "kurang ajar", "hamil", menjadi sedemikian mudah diucapkan anak-anak tanpa mereka tahu artinya.
Bahkan menurut Rusdiah, tidak jarang ada orangtua yang bangga mendengarkan anaknya sudah bisa melafalkan lagu-lagu orang dewasa itu.
Pada perayaan ulang tahun anak atau pada ajang lomba menyanyi anak-anak, misalnya, yang ditampilkan justru lagu orang dewasa, membuat anak-anak kian akrab dengan banyak kosa kata yang tidak lazim tersebut.
Di sisi lain, konsultan psikolog anak dan keluarga itu merasa prihatin dengan tidak berkembangnya lagu anak-anak di Indonesia. "Lagu anak-anak yang bernada gembira, yang mengandung unsur pengajaran kian jarang kita dengar," ujarnya.
Dia mengimbau media massa di Indonesia agar memperhatikan hal itu dengan memberikan porsi yang sesuai atau memberikan ruang kreativitas untuk lagu anak-anak. "Setidaknya dengan tayangan bermutu, mentalitas anak-anak Indonesia bisa terbentuk dengan baik," kata Rusdiah Agustina. (hangat-news)
Konsultan psikologi anak dan keluarga, Rusdiah Agustina, di Gorontalo, mengatakan, saat ini kian marak serbuan media yang "menyergap" telinga anak-anak Indonesia dengan lagu orang dewasa.
"Parahnya lagi, orangtuanya sendiri seolah tidak menyadari atau justru tidak peduli dengan hal ini," ucapnya.
Lirik lagu orang dewasa yang mengandung kata-kata vulgar seperti "bajingan", "selingkuh", "bercinta", atau "kurang ajar", "hamil", menjadi sedemikian mudah diucapkan anak-anak tanpa mereka tahu artinya.
Bahkan menurut Rusdiah, tidak jarang ada orangtua yang bangga mendengarkan anaknya sudah bisa melafalkan lagu-lagu orang dewasa itu.
Pada perayaan ulang tahun anak atau pada ajang lomba menyanyi anak-anak, misalnya, yang ditampilkan justru lagu orang dewasa, membuat anak-anak kian akrab dengan banyak kosa kata yang tidak lazim tersebut.
Di sisi lain, konsultan psikolog anak dan keluarga itu merasa prihatin dengan tidak berkembangnya lagu anak-anak di Indonesia. "Lagu anak-anak yang bernada gembira, yang mengandung unsur pengajaran kian jarang kita dengar," ujarnya.
Dia mengimbau media massa di Indonesia agar memperhatikan hal itu dengan memberikan porsi yang sesuai atau memberikan ruang kreativitas untuk lagu anak-anak. "Setidaknya dengan tayangan bermutu, mentalitas anak-anak Indonesia bisa terbentuk dengan baik," kata Rusdiah Agustina. (hangat-news)
0 komentar:
Posting Komentar