Gresik hangat-news.blogspot.com BANJIR akibat luapan sejumlah tempat di Jatim belum juga surut.Di Gresik, luapan Kali Lamong terus meluas. Kalau sebelumnya hanya empat kecamatan yang terendam, yakni Kecamatan Benjeng, Cerme, Balongpanggang, dan Menganti, giliran wilayah di Kecamatan Duduksampeyan sudah 2 hari ini terendam. Banjir tersebut selain menenggelamkan ribuan rumah warga, ratusan kilo meter jalan, baik kabupaten, jalan poros desa (JPD), dan jalan lingkungan, banjir juga merusak ribuan hektare tanaman padi warga yang siap panen. Bahkan, ribuan hektare padi, baik yang baru tanam atau siap panen dipastikan puso (gagal panen). ” Kami sudah bisa memastikan kalau ribuan tanaman padi warga di Kecamatan Banjeng, Balongpanggang, Cerme, dan Menganti mengalami puso akibat terendam,” kata ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Kabupaten Gresik, Asikin, kemarin. Sementara banjir Tuban mengakibatkan sedikitnya dua desa di Rengel masih terisolir Akibat meluapnya Bengawan Solo ini jalan poros menuju dua desa tersebut masih tergenang air hampir satu meter lebih. Warga masyarakat desa yang mencoba menyeberang genangan air rata-rata mesin kendaraannya mati. Akibatnya, mereka terpaksa menuntun kendaraannya tak kurang dari 1 kilometer menuju jalanan yang susut air, atau kering. “Kalau tidak berani mogok kita tidak bias keluar untuk keperluan,” tutur Kasnadi, warga Desa Karangtinoto. Meski tidak menganggu aktivitas sehari-hari, namun warga harus berjalan kaki untuk menuju desa lain, ataupun jalan raya poros kabupaten. Sebagian diantaranya harus merogoh koceknya untuk menumpang perahu. Kondisi ini juga dimanfaatkan oleh pemilik perahu. Mereka “ngojek” dengan ongkos antara Rp. 2. 000 hingga Rp. 3.000 sekali antar untuk jarak yang cukup dekat. “Lumayan mas untuk tambah-tambah pendapatan. Biasanya adalah orang-orang yang berseragam dinas, terutama guru,” tutur warga yang memanfaatkan kondisi tersebut. Pantauan di lapangan, selain areal pemukiman warga, ratusan hektar areal persawahan masih tertutup air hingga kedalaman 1 meter lebih. Petani mengaku hanya bisa bersabar menunggu surutnya air akibat luapan sungai tersebut. Namun, hingga 5 hari terendam terlihat harapan petani agar bibit-bibit padi yang berumur sekitar 30 hari itu terselamatkan mulai memupus. Sebenarnya, tutur petani, yang mereka harapkan bukan hanya kondisi matinya bibit-bibit padi miliknya, namun menunggu kepastian kapan susutnya air yang masih menggenangi areal persawahan miliknya. “Kalau keadannya seperti ini, terendam terus ya bisa mati. Kapan surutnya juga masih belum tahu, apalagi terus mendung,” tutur petani. Beberapa wilayah ang sebelumnya tergenang diwilayah empat kecamatan sudah mulai menyurut. Meski tergenang, sebagian jalan poros genangan air rata-rata antara 20 Cm hingga 40 Cm. Asikan menambahkan, areal persawahan padi di empat kecamatan yang terendam, yakni Benjeng, Balongpanggang, Cerme, dan Menganti masing-masing 250 hektare. Wilayah tersebut selama ini dikenal sentra penghasil padi di Kabupaten Gresik. Tenggelamnya areal persawahan tersebut jelas akan berakibat buruk terhadap hasil panen. Dan, bisa dipastikan produksi padi di Kabupaten Gresik periode musim tanam kali ini akan turun drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. “Hasil panen tahun ini jelas akan berkurang sangat besar akibat banjir, ” jelasnya. Ia menambahkan luapan Kali Lamong mengakibatkan petani mengalami kerugian cukup besar. Rata-rata perhektar areal padi kerugian untuk biaya awal, seperti benih, tenaga, dan pupuk ditaksir mencapai antara Rp 1,7 juta-2,5 juta. “Itu belum kerugian padi yang siap panen, kemudian gagal dipanen akibat banjir,” terangnya. Ia meminta kepada Pemkab Gresik agar memberikan bantuan bibit benih padi kepada petani. “Sehingga, petani bisa tanam lagi,” pungkas Asikin. (hangat-news.blogspot.com) Dua Desa Di Kecamatan Rengel Masih Terisolir |
Ribuan Hektare Sawah Terancam Puso
Written By admin on Rabu, 30 Maret 2011 | 07.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar