Kelangkaan ini rupanya menjadi keasyikan sendiri bagi Dian selaku penggagas pementasan ini.
“Saya dan Ubiet melakukan apa yang kami suka. Puisi-puisi yang saya gubah di sini juga saya suka, jadi tidak menemukan kesulitan apapun,” tuturnya saat ditemui di sela-sela konser, Jumat (4/6).
Dalam menggubah lirik-lirik puisi karya Sitok Srengenge dan Nirwan Dewanto ke dalam sebuah lagu, wanita bernama lengkap Dian Hadipranowo ini mengaku terinspirasi Mochtar Embut, komposer legendaris Indonesia.
“Di tahun 50an dia pernah bikin yang seperti ini juga, tapi saya pengin bikin yang berbeda,” ujarnya.
Arranger yang pernah menggarap album Ruth Sahanaya dan Warna ini menambahkan, ide untuk menampilkan sebuah pementasan yang unik dan berbeda telah muncul sejak era 80an.
Saat itu dirinya telah bersahabat akrab dengan Ubiet dan kerap bermain musik bersama.
“Saya juga senang membaca puisi-puisi Nirwan sejak Nirwan married dengan Ubiet, baca puisi Sitok sejak tahun 1992,” ungkapnya.
Keunikan konser ini tak hanya terletak pada penataan musik serta suasana yang dibangun. Kedua penampil utamanya tak segan-segan nyeker alias tampil tanpa alas kaki.
“Saya enggak suka pakai high heels, jadi mendingan nyeker aja,” candanya sambil tergelak.
(hangat-news)
0 komentar:
Posting Komentar