HONGKONG, KOMPAS.com
— Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar
Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu
(6/7/2014) sore. Ratusan orang mengamuk merobohkan pagar tempat
pemungutan suara yang ditutup sebelum mereka memberikan suara. Celetukan
panitia memperburuk situasi.
"Pengantre masih banyak, ratusan
sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang
mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes
dan teriak-teriak, 'Jokowi... Jokowi...'," tutur Arista Devi, salah satu
pemilih di Hongkong, dalam perbincangan telepon dengan Tribunnews, Minggu malam.
Keributan
terjadi setelah seorang oknum panitia mengeluarkan celetukan hanya
pemilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang masih boleh masuk ke
TPS. Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak
tersalurkan hak pilihnya memprotes Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN)
Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong.
"Saat demo itu,
seorang oknum panitia berceletuk, 'Ayo, silakan masuk, tapi hanya
pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk'," imbuh Arista.
Namun, dia mengatakan bahwa oknum panitia tersebut tidak langsung dapat
diidentifikasi. "Masalahnya massa tidak bisa membedakan siapa panitia.
Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata Arista.
Menurut
Arista, PPLN Hongkong terlihat tak mengantisipasi lonjakan pemilih.
"Antisipasi panitia pilpres kali ini beda dibandingkan pileg 9 April
lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi,
pemilih rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular,
berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang
antre antara 500-1.000 orang."
Informasi soal kericuhan di TPSLN
Hongkong ini langsung meruyak di media sosial. Salah satu pemilik akun
Facebook, Laras Wati, menulis, "Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI
kurang siap dalam mengantisipasi membludaknya pemilih yang ingin
berpesta Demokrasi!!! Suara mereka harus tetap di dengungkan!!!" Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "Saya aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia." (Rendy Sadikin)
Sumber KOmpas
Pemungutan Suara di Hongkong Ricuh, Celetukan Panitia Memperparah Situasi
Written By admin on Senin, 07 Juli 2014 | 15.31
Label:
Hiburan,
Interlokal,
Lokal,
Tips And Trik,
Unik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar