Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Protein Jahat VEGF,Apakah Itu?

Written By admin on Jumat, 05 April 2013 | 10.05

Salah satu peran protein dalam darah adalah merangsang pertumbuhan pembuluh darah. Selain itu protein berfungsi sebagai daya tahan dan penggandaan sel pembuluh darah. Tetapi bagaimana jika protein ini dapat mendukung pertumbuhan tumor?

Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) adalah protein yang membantu proses angiogenesis. Angiogenesis adalah sebuah proses pembentukan pembuluh darah baru.

Tetapi ternyata VEGF juga meiliki peran penting dalam berbagai penyakit. "Secara khusus VEGF yang berlebihan ditemukan dalam berbagai kanker dalam tubuh manusia, ia berperan mendukung pertumbuhan tumor dengan berbagai cara," ujar DR dr Aru W. Sudoyo, SpPD-KHOM, FACP.

Hal itu disampaikan dia dalam acara Roche Media Health Forum dengan tema Diskusi Mengenai Terapi Tepat Sasaran Pada Kanker Kolorektal yang bertempat di Resto Shabu-Shabu IMAE, lt. 5 Pacific Place Mall SCBD, J Jend. Sudirman Kav. 52-53.

dr Arya Wibitomo, MM MBA selaku Head of Medical Affairs PT Roche Indonesia yang juga hadir dalam kegiatan itu menambahkan bahwa ketika VEGF terlalu banyak maka akan menyebabkan penyebaran pembuluh darah liar.

"Pembuluh darah yang normal seharusnya seperti jalan tol, tetapi pada sel kanker pembuluhnya bisa jadi seperti hutan belantara, berantakan. Melalui pembuluh darah yang tidak beraturan dan berkembang dengan cepat inilah penyebaran kanker terjadi," ungkap dr Arya.

Dalam hal ini peran VEGF sangat tidak diinginkan. Ia dapat merangsang angiogenesis baru pada tumor serta menghambat respon kekebalan normal terhadap tumor.

Oleh sebab itu, para dokter saat ini memiliki strategi untuk menghambat penyebarannya dengan memberikan anti-VEGF atau anti-angiogenesis. Pendekatan dengan memberikan antibodi monoklonal ini dilakukan untuk menghambat pertumbuhan tumor.

dr Aru lantas menambahkan sedikit mengenai keterangan pemakaian obat ini. "Obat ini tidak dijual sembarangan. Harus dengan rekomendasi dokter sebelum melakukan kemoterapi untuk mengetahui dosis yang dibutuhkan. Dan penggunaannya harus dibarengi dengan kemoterapi yang dijalankan oleh pasien," kata dr Aru.

Di Indonesia saat ini, Avastin, yang merupakan nama dagang antibodi monoklonal tersebut, telah disetujui penggunaannya. Tetapi tidak untuk semua kanker, hanya dikhususkan kanker kolorektal serta kanker payudara.

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar