Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Ada Apa Dengan Gaun Selotip Prom Night

Written By admin on Rabu, 03 April 2013 | 13.15

Berkat gaun dan tuksedo dari selotip, dua siswa ini mendapat beasiswa penuh untuk kuliah.

Siswa SMA Green Sea Floyd di South Carolina, Amerika Serikat, bernama Amber Squires dan sepupunya Kody Britt datang berpasangan ke pesta dansa kelulusan alias prom night, mengenakan gaun dan tuksedo yang terbuat dari selotip.
Kody Britt dan Amber Squires. (ABC News)
Ide ini muncul di kepala Amber saat guru pelajaran seninya menyebutkan sebuah program bernama Stuck at Prom yang menjanjikan hadiah 5 ribu dollar kepada siswa yang mengenakan busana prom terbaik yang terbuat dari selotip. Sekolah tempat siswa pemenang kontes tersebut juga akan mendapat uang dengan jumlah yang sama.

Tiga tahun kemudian, menjelang prom night angkatannya, Amber tiba-tiba teringat akan kontes tahunan tersebut saat sedang mencari gaun prom di sebuah butik.

"Aku berpikir, ini tahun terakhirku di SMA, dan aku akan mengingat momen ini selamanya," ujar Amber kepada ABC News.

Setelah ia yakin akan mendaftar di kontes tersebut, ia bertanya kepada sepupunya, Kody Britt, yang akan jadi pasangan promnya. "Kamu juga harus mengenakan jas dari selotip," ujar Amber kepada Kody yang akhirnya setuju meski sempat ragu-ragu.

Amber mulai merancang gaunnya tiga bulan sebelum prom night. Gadis 18 tahun ini tahu gaun model apa yang ingin ia buat, namun ia belum tahu warna apa yang ia inginkan. Jadi ia pergi ke supermarket dan mencari warna dan motif selotip yang paling ia suka.

"Aku penggemar berat cheetah," ujar Amber yang akhirnya memilih selotip warna biru, hitam, dan motif macan tutul.

Setelah memilih 25 gulung selotip untuk gaunnya dan 15 gulung untuk tuksedo sepupunya, Amber pun siap membuat karya besarnya. Sepasang busana prom dari selotip ini menghabiskan biaya 250 dollar (Rp2,4 juta), yang dibantu oleh keluarga Amber dan Kody.

"Ia harus berdiri tegak seperti manekin," Amber menjelaskan proses pembuatan tuksedo cheetah Kody. Ini bukan proses yang mudah. Terkadang selotip yang ia pasang akan saling menempel, atau berkerut, dan ia harus memulainya dari awal lagi. Amber memasang korset di bagian belakang gaunnya, yang kemudian dijahitkan resleting oleh sang bibi. Sepatu hak tingginya pun dibungkus selotip yang sama supaya serasi.

60 jam kemudian, busana Amber dan Kody selesai. Saat mereka mengenakannya, ternyata gaun dan tuksedo ini tidak senyaman yang dibayangkan.

"Sangat tidak nyaman. Panas sekali, seperti memakai kostum untuk sauna. Tapi ini seru, dan aku percaya hasilnya akan sepadan," ujar Kody.

Saat mereka berdua tiba di pesta dansa, hanya guru seni Amber yang mengetahui rencana gaun selotipnya. "Teman-teman sekelasku terkejut sekali, dan semua guru merasa sangat bangga," ujar Amber.

Kini setelah lulus SMA dan mendapatkan hadiah beasiswa berkat gaun selotipnya, apakah Amber akan mengambil kuliah di bidang mode?

"Aku cinta fashion dan aku suka berkreasi dengan sesuai, tapi yang menjadi minatku adalah dunia medis," ujar Amber yang ternyata ingin jadi suster ini.

[hangat-news]

0 komentar:

Posting Komentar