Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Melinda “Cinta Satu Malam” Curhat Beratnya Menjadi Single Parent

Written By admin on Selasa, 03 Januari 2012 | 07.36


PADA malam anugerah Klik Awards akhir November lalu, Melinda (29) menjadi salah satu penampil yang paling energik di atas panggung.

Membawakan tembang andalannya, “Cinta Satu Malam”, Melinda itu mengenakan gaun abu-abu berbalut jas panjang berwarna biru seolah ingin berkata, genre dangdut tidak tergeser arus boy band dan girl band.

Buktinya, lagunya dikenal banyak orang. Selama banyak yang mengidolakan dangdut, selama itu pula Melinda menggoyang panggung.

Banyak yang tak tahu, status Melinda adalah ibu beranak satu. Pernikahannya dengan pria yang namanya enggan ia sebut lagi, pada April 2010, membuahkan satu bidadari cantik bernama Maharani Supardi.

Alasan Melinda menutupi jati diri ayah anaknya, karena mereka bercerai setelah si buah hati lahir. Yang tersisa dari rumah tangga itu, perjalanan Melinda menghidupi bayinya seorang diri.

Sebagai single parent, sudah pasti Melinda kerepotan merawat Maharani. “Aku meminta bantuan orangtua. Kalau aku show keluar kota, Ara (panggilan Maharani) dititipkan kepada Ibu atau si Mbak,” bilang Melinda. Sebenarnya Melinda tak ingin pergi terlalu jauh. Sebentar-sebentar, ia kangen tawa Ara.

“Apalagi kalau lagi manggung melihat anak kecil digendong ibunya, aku teringat Ara di rumah.”

Dokter Pun Ikut Menangis
Rasa kangen masih bisa diatasi dengan melihat foto atau mengobrol lewat telepon. Tapi, yang terberat bagi Melinda adalah ketika si anak sakit. Ketika Ara baru berumur tiga bulan misalnya, Melinda terpaksa melarikan Ara ke Rumah Sakit Pondok Indah lantaran panasnua tidak turun berhari-hari.

“Ada sesuatu di paru-parunya. Mungkin karena dulu papinya perokok, jadi menular. Dokter bilang Ara harus dioperasi. Aku panik sekali. Masa Ara yang masih kecil harus ada di ruang operasi,” sebut Melinda.

Selama masa menunggu operasi itulah, panas Ara naik hingga 40 derajat Celsius. “Selama lima hari, suhu tubuhnya naik sampai 40 derajat. Dalam kondisi seperti itu, dia tidak bisa dioperasi sampai suhu tubuhnya normal. Dikasih obat penurun panas pun tidak mempan. Aku takut Ara kejang, tapi aku bisa apa? Saat itu, dokter pun ikut menangis bersamaku,” kenang Melinda.

Ia hanya bisa berdoa, semoga Tuhan membukakan jalan. Untungnya di hari keenam, kondisi Ara membaik dan siap menjalani operasi.

Selama Ara dirawat di rumah sakit, kesedihan Melinda berlipat-lipat. Selain mencemaskan kesehatan sang buah hati, Melinda menyesali keadaan; tak ada sosok suami yang mendampinginya melewati masa sesulit ini. “Di situ aku sadar, aku hanya sendirian merawat Ara. Aku tidak bisa minta tolong kepada mantan suami, karena sejak Ara lahir dia sudah menjauhkan diri dan tidak memberi nafkah kepada kami,” ungkap Melinda.

Untungnya, sosok ayah untuk Ara sedikit tergantikan ayah Melinda. “Ayahku sangat dekat dengan Ara. Itu yang membuatku tenang,” tutur Melinda. Ara bukanlah anak yang bisa cepat akrab dengan orang lain.
Maka Melinda bersyukur, ayahnya bisa menjinakkan hati Ara. “Kalau aku perhatikan, Ara sulit untuk akrab dengan orang lain. Tapi, kalau dengan anak cowok apalagi cakep, dia, tuh yang mendekatkan diri. Ampun, deh,” celoteh Melinda geli.

Kini Ara genap berusia satu tahun. Mengingat perjuangan membesarkan anak seorang diri selama setahun terakhir, Melinda bersyukur bisa melewatinya.

“Kalau diingat, aku suka menangis membayangkan apa saja yang terjadi selama ini. Aku jadi tahu, bagaimana rasanya dulu Mama membesarkanku. Untung ada Ara yang selalu menguatkanku, yang membuat hidupku menjadi berwarna dan semakin bersemangat. Sekarang, apa yang aku lakukan adalah demi dia, demi masa depan dia,” urai Melinda.

Bekerja Keras untuk Masa Depan Ara
Sedikit demi sedikit, Melinda menabung untuk bekal Ara di masa depan. “Aku mendepositokan hasil RBT ‘Cinta Satu Malam’ untuk Ara, untuk pendidikannya nanti,” kata Melinda. Semua yang Ara inginkan, Melinda berusaha mengabulkannya.

Melinda sadar, dia tidak bisa sepanjang hari menemani anaknya bermain. Melinda membayar waktu yang hilang itu dengan memanjakan Ara di setiap kesempatan.

“Misalnya, kalau tahu mamanya libur kerja, dia pasti menangis. Nah, menangis tandanya Ara minta diajak ke mal. Sampai di mal, tangisannya berhenti, tuh,” Melinda mengungkapkan kejailan buah hatinya. Apa yang Ara inginkan, apa yang Ara tunjuk, segera masuk dalam kantong belanja Melinda.

“Biasalah, boneka dan mainan. Makanan pun begitu, apa yang saya makan, dia juga ingin makan. Kelakuan Ara ada-ada saja, deh pokoknya,” lanjut Melinda.

Oh ya, Melinda suka memasak saat libur manggung. “Soalnya Ara tahu betul mana masakan ibunya dan mana yang bukan,” pungkas Melinda.

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar