Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Tip's Dan Trik Dari Sekretaris Melesat Jadi Bos

Written By admin on Kamis, 29 Desember 2011 | 07.54


Berawal dari profesi sebagai sekretaris, kini karier tiga wanita tangguh ini ‘terbang’ hingga menduduki posisi empuk manajer. Bahkan, lucunya, ada mantan sekretaris yang kini malah memiliki sekretaris. Bagaimana kiat sukses mereka membuat loncatan karier gemilang ini?

PUSPITA WIDOWATI, 33, Relationship Manager Smart Telecom
Enjoy, Modal Utama
Alih profesi saya dari sekretaris ke relationship manager sebenarnya tanpa disengaja. Lulus dari LPK Tarakanita, saya langsung bekerja sebagai sekretaris divisi selama 2,5 tahun di sebuah perusahaan properti. Setelah itu saya menjadi sekretaris presiden direktur selama 1 tahun di perusahaan perkebunan. Namun, karena merasa kurang berkembang, saya memutuskan mencari lowongan kerja baru. Profesi yang saya incar juga tetap sama, yakni sekretaris.

Untuk sampai ke posisi ini, tentu butuh perjuangan. Sepulang kerja, saya mengambil kuliah S-1 bidang ekonomi. Selain itu, keinginan belajar dan berkembang tak pernah putus. Dari mengikuti pelatihan, membaca buku-buku bisnis, memperluas jejaring, hingga bergaul dengan orang-orang yang bisa jadi mentor. Dengan mentor, saya sering berdiskusi dan tak malu bertanya. Bahkan, untuk menyerap ilmu dari mereka, saya tak pantang jadi ’buntut’ atau asisten mereka. Namun, modal terbesar saya adalah merasa enjoy. Jadi, semua saya lakukan tanpa beban dan penuh semangat.

MERIA LESTARI, 36, Country Manager Business Partners IBM
Belajar Tidak Mengenal Kata Stop
Lulus dari LPK Tarakanita, saya sempat bekerja sebagai sekretaris selama beberapa bulan di perusahaan distribusi, hingga akhirnya saya diterima di IBM sebagai project administration. Bekerja di IBM memang impian saya. Karena itu, begitu saya coba melamar dan diterima, peluang emas ini langsung saya ambil. Selama beberapa tahun, saya sempat berpindah-pindah divisi di IBM, dari marketing, opportunity management, dan paling lama bertahan di business partner (12 tahun), hingga akhirnya diangkat sebagai country manager.

Saya bisa sampai di posisi ini, dengan latar belakang sekretaris, tentu karena kombinasi 2 hal. Selain karena kemauan saya yang kuat untuk mencari tahu lebih banyak dan ingin maju, saya juga beruntung bekerja di perusahaan yang memberikan kesempatan sama pada seluruh karyawannya. Di sini, kalau ingin maju sangat didukung. IBM menyediakan website dan tools yang dimuat secara online (sampai detail lengkap, termasuk ekspektasi pasar), sehingga kapan pun karyawan ingin belajar dan berkembang, mereka tinggal mengaksesnya. Selain itu, selalu ada pelatihan rutin untuk karyawan.

DJATY W. ABADHY, 38, HRD Manager PT Quadra Indonesia
Siap Keluar Uang untuk Ilmu
Tujuh tahun saya mengecap pengalaman sebagai sekretaris, mulai dari sekretaris junior hingga sekretaris eksekutif yang bertanggung jawab pada marketing director dan presiden direktur. Saat memegang posisi sekretaris eksekutif, saya sering diminta membantu manajer HRD mengurus bagian personalia yang kebetulan kurang orang. Dari bantu-bantu ini, saya mulai belajar urusan absen dan cuti karyawan, sorting lamaran kerja, sampai mengenai gaji bulanan.

Di tahun 2000, saat manajer HRD itu ditawari posisi lebih tinggi di perusahaan lain, dia meminta saya ikut bergabung sebagai timnya dengan posisi HR payroll analyst. Saya mengambil peluang baru ini. Alasannya, di mata saya, dunia human resource ini sangat dinamis karena berhubungan dengan segala macam karakter manusia. Selain itu, saya optimistis bisa menjalankan posisi ini karena dulu setiap tugas yang diberikan manajer HRD bisa saya selesaikan dengan baik.

Penulis: Joanita Roesma

[Hangat-News]

0 komentar:

Posting Komentar