Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Iklan
Kunjungi Sponsor Kami
Terimakasih
Semoga Artikel Bisa Bermanfaat
[x]

Karakter Sinetron yang Melekat dengan Pemerannya, Siapa Saja?

Written By admin on Rabu, 12 Oktober 2011 | 08.00


BANYAK sinetron sukses. Banyak sinetron berating tinggi. Memasuki era stripping, banyak juga sinetron yang bertahan hingga ratusan episode.

Tapi tidak semua sinetron sukses memiliki karakter yang cukup kuat hingga membuat masyarakat kerap mengidentikkan pemerannya dengan nama tokoh yang dibawakannya dalam sinetron.

Di industri hiburan Mandarin misalnya. Menyebut nama Barbie Hsu, ingatan masyarakat Asia tentu langsung tertuju pada San Chai, karakter yang ia perankan di serial Meteor Garden (2001).

Meski telah membintangi banyak serial TV dan film layar lebar sukses, namun karakter San Chai si Rumput Liar sangat melekat di sosok Barbie.

Mengintip Hollywood, nama MacGyver (1985-1992) bahkan lebih populer dibandingkan pemerannya, Richard Dean Anderson. Usai membintangi serial berjumlah 7 musim itu, Anderson lantas bermain sebagai pemeran utama dalam serial Stargate SG-1 yang bertahan lebih lama: 10 musim. Tapi tetap saja karakter Jack O’Neill yang dibawakannya di Stargate SG-1 tidak mampu mengalahkan popularitas MacGyver.

Tidak mudah membuat sebuah karakter di serial TV atau sinetron menjadi dikenang oleh penonton, apalagi sampai diidentikkan dengan aktor atau aktrisnya. Karakter itu harus memiliki keistimewaan, ciri khas tertentu, berbeda dari karakter kebanyakan, atau bahkan mengilhami kemunculan karakter serupa.

Di Indonesia, ada beberapa karakter dalam sinetron yang memorable, hingga melekat di sosok artisnya. Inilah karakter-karakter yang melekat kuat di tubuh artis pemerannya, versi kami:

SI DOEL – Rano Karno

Meski kini sudah tidak aktif di dunia hiburan dan telah menjadi Wakil Bupati Tangerang dan kini bertarung di Pilkada Gubernur Banten, tapi sosok Si Doel masih melekat erat dengan Rano Karno. Rano pertama kali berperan sebagai Si Doel dalam film layar lebar karya Sjumandjaja berjudul Si Doel Anak Betawi (1973), ketika berusia 13 tahun. Film ini membawa misi mengubah citra anak Betawi yang kala itu kebanyakan tidak bersekolah.

Pada tahun 1993, Rano kembali berperan sebagai Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan (RCTI). Si Doel di versi sinetron adalah seorang mahasiswa yang juga nyambi sebagai sopir oplet. Sinetron ini bertahan hingga 7 musim.

JOJO – Dede Yusuf

Sebelum menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf lebih dikenal sebagai presenter kuis. Pria kelahiran 14 September 1966 ini sukses membawakan Tak Tik Boom yang bertahan hingga 6 tahun.

Sebelum dikenal sebagai presenter, Dede juga pernah membintangi beberapa film dan sinetron. Tapi yang paling memorable tentu perannya sebagai Jojo dalam sinetron Jendela Rumah Kita (TVRI). Sinetron besutan Dedi Setiadi itu juga dibintangi Desy Ratnasari, Krisdayanti dan W. D Mochtar.

Sinetron ini diproduksi untuk mengajarkan kesetiakawanan sosial. Semua perbuatan baik dimunculkan lewat karakter Jojo, seorang anak dari pensiunan tentara. Karakter Jojo di sinetron ini menjelaskan mengapa penonton perlu bekerjasama dan menjaga hubungan sosial. Di setiap episodenya, ia terus memberi nasihat agar sesama manusia harus peka satu sama lain. Kira-kira ada enggak ya karakter seperti ini di dunia nyata?

CECEP – Anjasmara

Wah Cantiknya!!! (SCTV) sinetron yang cukup populer di awal 2000-an. Bercerita tentang Kartika (Tamara Bleszynski), wanita yang mencari suami pura-pura demi memenuhi wasiat ayahnya. Kartika bertemu Cecep (Anjasmara), seorang pemuda yang memiliki keterbelakangan mental tapi berhati mulia. Saking suksesnya, sinetron ini dibuatkan sekuel; Wah Cantiknya!!! 2 dan Si Cecep, dengan pemeran utama wanita berbeda (Bella Saphira dan Ratu Felisha).

Akting Anjasmara di sinetron ini berhasil mencuri perhatian pemirsa. Wajah ganteng Anjas tidak lagi terlihat. Tengok saja ekspresi mukanya. Kerap memonyongkan bibir saat berbicara, pandangan mata kemana-mana dan rambut berdiri seperti antena. Sukses karakter Cecep, muncul karakter serupa bernama Si Yoyo yang dibintangi Teuku Ryan.

ROHAYE – (almh) Sukma Ayu

Demam bola tak hanya melanda kaum Adam, tapi juga bisa dialami perempuan. Kisah seperti ini sudah kerap menjadi tema dalam sinetron. Saat ini ada Gol-Gol Fatimah (SCTV) yang dibintangi Yuki Kato. Mundur ke tahun 2008, ada sinetron anak berjudul Ronaldowati (TPI). Tahun 2007, ada juga sinetron Olivia (RCTI) yang bercerita penyamaran Velove Vexia sebagai laki-laki yang gemar bermain bola demi mendekati lelaki yang ditaksirnya.

Sebelum semua itu ada, almarhumah Sukma Ayu terlebih dulu memerankan karakter Rohaye, perempuan tomboy gemar bermain bola dalam Kecil-Kecil Jadi Manten (RCTI, 2002). Tak sekadar bertingkah seperti laki-laki, Rohaye bahkan rela menggunduli rambutnya, hingga menyerupai gaya rambut pesepakbola Ronaldo kala itu.

MISCHA – Dinda Kanyadewi


Tokoh Mischa identik dengan Dinda Kanyadewi
Karakter antagonis di sinetron Indonesia seolah memiliki stereotype: perempuan, ber-makeup tebal, mata melotot dan suka berteriak atau membentak ketika berdialog. Kebanyakan dari karakter ini tidak memiliki dasar yang kuat buat menjadi jahat. Ingin menikahi pria kaya atau merebut harta saudari tirinya.

Tapi di era stripping, muncul karakter antagonis yang cukup berbeda, dialah Mischa (Dinda Kanyadewi) dari sinetron Cinta Fitri (SCTV-Indosiar).

Mischa muncul di CF1, yang ketika itu membawa Nadine (Chilla Irawan), anaknya yang diakui dari benih Farel (Teuku Wisnu), mantan pacarnya. Lantas ketahuan bahwa Mischa mengidap kanker rahim, dan menghilang.

Di season 2, Mischa muncul sebagai gembel yang lantas diselamatkan Fitri (Shireen Sungkar). Diajak Fitri tinggal di rumah keluarga Hutama (Boy Tirayoh), ternyata malah membangkitkan obsesi Mischa untuk memiliki Farel. Bahkan suatu malam keduanya sempat berhubungan intim, yang menyebabkan Mischa hamil. Penolakan Farel dan keluarganya mengubahnya jadi jahat dan berniat menghancurkan keluarga Hutama. Semua intrik jahat ia lakukan demi cintanya yang mendalam pada Farel.

Dinda membawakan karakter Mischa dengan santun. Intonasinya lembut, gestur tubuhnya kalem, tidak meledak-ledak seperti antagonis kebanyakan. Kalau dulu (sekarang juga masih, sih) antagonis kerap menyiksa protagonis secara fisik, Mischa lebih banyak melakukan strategi dan intrik licik. Meski tidak melotot, namun terpancar kebencian sekaligus kesedihan di sorot matanya.

Saking meresapinya, Dinda merasa ketakutan karena terlibat terlalu dalam dengan karakter Mischa. Ia sempat menceritakan ini di blog miliknya.

Bagaimana dengan Anda? Adakah karakter lain dalam sinetron yang menurut Anda cukup kuat hingga melekat di diri pemerannya?

0 komentar:

Posting Komentar