APA kaitan antara rasa lapar dan emosi? Sebuah penelitian di AS menjawab pertanyaan ini.
Daily Mail melansir, para peneliti dari Chicago, AS, mengungkapkan rasa lapar akibat diet atau telat makan dapat menyulut sikap agresif. Kondisi ini diperparah jika Anda memangkas asupan karbohidrat dalam tubuh. Keadaan ini disebut “hangry”, gabungan antara hungry (lapar) dan angry (marah).
“Tak bisa diragukan lagi, perut kosong dapat menyebabkan tekanan gula darah menjadi rendah. Hasilnya berdampak pada pikiran,” ujar Sian Porter, konsultan diet dari British Dietetic Association.
Saat tekanan gula darah rendah, otak kehausan “bahan bakar” dan tubuh akan memproduksi hormon adrenalin pemicu stress. Keduanya menyebabkan rasa marah, agresif, gugup, panik, dan jantung berdebar kencang. Kekurangan asupan karbohidrat akan menghasilkan efek yang lebih besar, karena kentang, pasta, dan roti dengan mentega dapat meningkatkan produksi serotonin, hormon yang memproduksi rasa senang.
“Serotonin berfungsi membuat mood menjadi stabil, perasaan menjadi senang, dan mempertajam konsentrasi. Jika Anda kekurangan karbohidrat, sama saja seperti merebut air dari orang yang kehausan di padang pasir,” ungkap Dr. Judith Wurtman, pakar diet.
Sekarang Anda tahu kan, mengapa saat berpuasa emosi bisa cepat meledak?
(Hangat-News)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar