Hasrat Berbayar Nyawa
Jenazah Mamimpin Pasaribu saat diperiksa polisi.
hangat-news, Medan: Harta dunia tak bersifat kekal, tak akan dibawa hingga akhirat. Seandainya hal ini dipahami Susi dan Dini, mungkin mereka tidak akan merampas telepon genggam dan uang milik Mamimpin Pasaribu. Tak hanya merampas, keduanya juga tega membunuh korban.
Susi adalah nama lain dari Parningotan Silaban. Sementara Dini, nama panggilan Rodinihari Siregar. Keduanya bekerja sebagai waria yang biasa mangkal di Jalan Asmara kawasan Medan Helvetia, Sumatra Utara. Sama seperti pelaku, Mamimpin pun bekerja sebagai waria.
Jejak pembunuhan korban baru tercium polisi setelah jasadnya ditemukan di lokasi para waria mangkal. Tubuhnya lebam akibat tindak kekerasan. Ia pun terbujur kaku, terikat tali plastik, tanpa mengenakan busana. Aparat dari Kepolisian Kota Besar Medan yang menjaga ketat lokasi kejadian menemukan identitas korban berupa kunci motor.
Tak jauh dari lokasi penemuan jasad, polisi kembali menemukan celana dan sepatu penuh noda darah serta sepeda motor. Dompet berisi identitas warga Sidikalang, Kabupaten Dairi, juga dijadikan barang bukti. Bersama dengan dompet, ditemukan tas berisi perhiasan imitasi, bulu mata palsu, dan alat kontrasepsi.
Setelah menilik semua barang bukti dan saksi, dugaan kejahatan ini langsung mengarah ke Susi dan Dini. Mereka lantas dikejar hingga ke Kota Binjai. Dan, para pelaku tidak mengelak sangkaan yang ditujukan. Akibat perbuatannya, Dini dan Susi terancam hukuman mati.(Yuly)
0 komentar:
Posting Komentar