JK atau Bang Yos?
Oleh Hangat-newsJusuf Kalla, Sutiyoso (Foto Antara)
Setelah FIFA menolak empat nama kandidat ketua umum PSSI — Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro — karena dinilai tak layak memimpin dan melanggar Statuta serta Kode Etik Pemilihan FIFA, belakangan di media beredar dua nama baru sebagai alternatif kandidat.
Mereka adalah Jusuf Kalla dan Sutiyoso.
Kemunculan dua nama ini, meski entah dimulai oleh siapa, patut menjadi pertimbangan. Kenapa? Pertama, baik JK maupun Bang Yos belum pernah memegang jabatan struktural PSSI. Sehingga ada harapan kuat kepada mereka untuk bisa membawa ide, semangat, tradisi dan etos kerja yang segar di kepengurusan PSSI.
Sulit rasanya untuk percaya bahwa jajaran pengurus PSSI sekarang bisa membawa perubahan jika mereka kembali berkuasa.
Kedua, JK dan Bang Yos punya gaya kepemimpinan yang unik. JK, dengan naluri seorang pengusaha berpengalaman, memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 itu kadang tidak mengikuti aturan yang birokratis agar suatu kebijakan yang penting dan mendesak bisa segera dilaksanakan.
Soal dukungan dana untuk operasional PSSI dan pembinaan pemain muda, mantan Wapres RI periode 2004-2009 itu diyakini tidak akan menemui kesulitan. Jaringan bisnis dan politiknya yang luas bisa membuat JK mudah menggaet sponsor bagi Liga Indonesia atau tim nasional, serta donatur bagi pembinaan pemain usia dini.
JK juga pernah menjadi Ketua Umum PSM Ujung Pandang periode 1980-1990. Pada 2009 ia pernah memunculkan wacana untuk mengontrak pelatih kawakan asal Belanda, Guus Hiddink untuk menangani tim nasional kita.
Sementara itu, Bang Yos dikenal akan ketegasannya. Pensiunan jenderal TNI bintang tiga ini tak kenal kompromi ketika menutup kawasan prostitusi Kramat Tunggak, memagari kawasan taman Monas, dan membangun jalur khusus bus Transjakarta.
Transjakarta adalah kebijakan Bang Yos yang paling monumental selama 10 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta (1997-2007). Meski saat itu dikecam masyarakat (terutama para pengguna kendaraan pribadi), Bang Yos bergeming dan jalan terus.
Di dunia sepak bola nasional, pria kelahiran Semarang, 6 Desember 1944 ini pernah menjadi Ketua Umum Persija Jakarta selama menjabat Gubernur DKI. Ia juga pernah menggelar turnamen sepak bola, Piala Emas Bang Yos. Saat itu Piala Emas menjadi turnamen pemanasan yang cukup bergengsi sebelum digelarnya Liga Indonesia.
Nah sekarang siapa pun nama yang muncul, semuanya kembali kepada pemilik suara di Kongres PSSI. Mereka seharusnya tidak lagi memilih nama-nama yang terbukti gagal dan terlalu lama berkuasa.
Jika semua peserta kongres PSSI ingin sepak bola nasional maju dan berprestasi, mereka harus jujur mendengarkan suara masyarakat dan tidak menerima suap saat pemilihan nanti.
Garuda di dadaku!
salam hangat-news
0 komentar:
Posting Komentar